Menu

GLK Gelar Pelatihan Pemulihan Diri dan Literasi di LPP Tenggarong: Membangun Identitas Baru bagi Warga Binaan Perempuan

Kamis, 4 Desember 2025 60

GLK Gelar Pelatihan Pemulihan Diri dan Literasi di LPP Tenggarong: Membangun Identitas Baru bagi Warga Binaan Perempuan

GLK Gelar Pelatihan literasi kepada warga binaan di LPP tenggarong

Penulis: Deny | Editor: Val

Tenggarong, 04 Desember 2025 — Yayasan Generasi Literasi Kutai (GLK) melaksanakan kegiatan pembinaan literasi dan pemulihan diri bagi warga binaan perempuan di Lembaga Pembinaan Perempuan (LPP) Tenggarong. Kegiatan yang menghadirkan pemateri Pak Suparno ini mendapat sambutan sangat hangat dari para peserta. Seusai kegiatan, Ketua Yayasan GLK, Alfian Nur S.E, memberikan keterangan mengenai tujuan dan arah besar program tersebut.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang bukan sekadar sebagai pelatihan, tetapi sebagai ruang pemulihan yang membantu peserta bangkit dengan identitas baru yang lebih kuat. “Kami ingin para peserta mampu menerima diri dan berdamai dengan masa lalu mereka. Semua perempuan punya kesempatan kedua, dan GLK hadir untuk membantu mereka menemukan kekuatan itu,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa setiap materi yang diberikan diarahkan untuk membekali peserta dengan keterampilan hidup yang dapat diterapkan ketika mereka kembali ke masyarakat.

Lebih lanjut, Alfian Nur menekankan pentingnya proses pemberdayaan mental dan sosial. “Kami ingin melihat mereka tumbuh menjadi perempuan yang mandiri, percaya diri, dan mampu berdiri sebagai pribadi yang lebih kuat. Dari lapas ini, sangat mungkin lahir agen perubahan yang memberi inspirasi bagi warga binaan lainnya,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa GLK berkomitmen menjadikan program ini sebagai kegiatan berkelanjutan, bukan hanya bersifat seremonial.

Kegiatan hari itu berjalan dengan sangat antusias. Peserta aktif bertanya, berdiskusi, bahkan berbagi pengalaman pribadi yang selama ini sulit mereka ungkapkan. Banyak dari mereka mengaku materi GLK terasa lebih menyentuh sisi emosional dan psikologis, sehingga membantu membuka ruang refleksi diri. Sepanjang sesi, terlihat peningkatan kepercayaan diri dan semangat belajar dari para peserta.

Materi yang diberikan GLK akan terus berlanjut hingga akhir Desember, mencakup pengelolaan emosi dan trauma, pembangunan pola pikir positif, konsep self-healing, hingga proses menemukan kembali jati diri dan potensi perempuan. Selain itu, peserta juga diberikan materi literasi seperti teknik membaca efektif, journaling pemulihan, hingga pelatihan menulis cerita pendek atau memoar pribadi.

Dalam pelaksanaan program, GLK berperan sebagai fasilitator literasi terpadu yang tidak hanya memberikan materi, tetapi juga mendampingi peserta dalam proses praktik. Alfian Nur menjelaskan, “Kami menyusun kurikulum berbasis pemulihan dan kemandirian, menggabungkan literasi dasar, literasi emosional, literasi finansial, dan keterampilan hidup. Tujuannya sederhana: memastikan setiap peserta pulang dari kelas ini dengan kemampuan yang benar-benar bisa digunakan.” GLK juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak melalui CSR dan komunitas agar peserta memiliki akses reintegrasi sosial setelah masa pembinaan selesai.

Melalui kegiatan ini, GLK berharap dapat terus menjadi mitra strategis bagi LPP Tenggarong dalam menghadirkan program pembinaan yang berdampak nyata, berkelanjutan, dan mampu mengubah kehidupan warga binaan perempuan ke arah yang lebih baik.